POLITIK YANG BERMORAL
OLEH
CEMING
LUKAS WOLFGANG GEGO
Kelas
: II A
PRODI
MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ST. PAULUS RUTENG
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan perlindungan – Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik walaupun masih ada kesalahan.
Penulis menulis judul “
Politik Yang Bermoral “ khususnya disini mengkaji masalah – masalah politik
yang tidak bermoral, serta solusi –
solusi untuk menghilangkan praktek
politik yang tidak bermoral agar pembaca mengetahui dan menyadari akan
dampak negatif yang terjadi bila politik tanpa adanya moral.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan makalah ini baik isi maupun bahasanya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang................................................................................1
1. 2 Identifikasi Masalah........................................................................1
1. 3 Rumusan Masalah...........................................................................1
1. 4 Tujuan Penulisan.............................................................................1
1. 5 Manfaat Penulisan...........................................................................2
1. 6 Metodologi Penulisan......................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
2.
1 Pengertian Moral dan Politik.............................................................3
2. 2 Masalah – masalah Politik yang tak bermoral...................................3
2. 3 Faktor – faktor
adanya Polotik tak Bermoral.....................................4
2. 4 Solusi Untuk
Menghilangkan Praktek Politik Tak Bermoral.............4
BAB
III PENUTUP
3. 1 Kesimpulan.........................................................................................5
3. 2 Saran...................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................6
BAB
I
PEMBAHASAN
1.
1. Latar Belakang
Sebagian
besar orang yang bergelut dalam bidang politik bertentangan dengan moral.
Mereka hanya mementingkan kesejahteraan pribadi atau golongan daripada masyarakat
banyak. Politik dijadikan mata pencarian, Parpol yang bukannya menyelesaikan
masalah malah menimbulkan masalah baru yang harus diselesaikan, dan juga
pemimpin yang gila kuasa.
Menunjuk
pada kenyataan diatas, maka penulis
mengkaji masalah – masalah politik yang tidak
bermoral, agar diketahui oleh pembaca. Disertakan pula solusi – solusi
agar tidak adanya praktek politik yang tidak bermoral.
Judul yang mau diuraikan dalam makalah ini adalah “ POLITIK YANG BERMORAL “
1.
2 Identifikasi Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut : Yang pertama yaitu
Gaya – gaya pemimpin yang bercorak “ Manusia Robot “. Yang kedua pemimpin yang gila kuasa. Yang ketiga
banyaknya parpol yang menimbulkan masalah. Yang keempat politik yang dijadikan
mata pencarian.
1.
3 Rumusan Masalah
Secara
sistematis masalah – masalah yang akan dibahas dalam makalaah ini yaitu :
v Adanya
gaya – gaya pemimpin yang bercorak
“Manusia Robot “.
v Pemimpin
yang gila kuasa.
v Banyaknya
parpol yang menimbulkan masalah.
v Politik yang dijadikan mata pencarian.
1.
4 Tujuan Penulisan
1) Tujuan
Umum
Melalui makalah ini penulis mengharapkan
agar pengetahuan pembaca tentang politik
yang bermoral bertambah.
2) Tujuan
Khusus
Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas dari Mata Kuliah Pendidikan Moral STKIP St. Paulus Ruteng periode 2012 /
2013.
1.
5 Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini agar
pengetahuan pembaca tentang politik yang bermoral bertambah.
1.
6 Metodologi Penulisan
Metode
yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Moral dan Politik
1. Pengertian
Moral
v KBBI
Moral
adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dsb ; Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, ; Isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam
perbuatan ; Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
v Darji
Damodiharjo
Moral
adalah keseluruhan norma yang menentukan
baik buruknya sikap dan perbuatan manusia, pancasila sebagai dasar negara
adalah kesatuan utuh bangsa Indonesia .
2. Pengertian
Politik
Politik adalah alat untuk mencapai
tujuan dari setiap orang atau golongan.
v Plato
dan Aristoteles
Politik
adalah sebagai suatu usaha untuk
mencapai masyarakat yang baik. Usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik ini
menyangkut bermacam – macam kegiatan yang diantaranya terdiri dari proses
penentuan tujuan dari sistem serta cara – cara melaksanakan tujuan itu.
v Rod
Hague
Politik
adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok – kelompok mencapai
keputusan – keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk
mendamaikan perbedaan – perbedaan diantara anggota – anggotanya.
v Carl
Schmidi
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang –
orang lebih membuat keputusan – keputusan dariapada lembaga – lambaga abstrak.
2.
2 Masalah – masalah Politik yang Tak Bermoral
Masalah
– masalah politik yang tak bermoral dikaji dengan beberapa contoh berikut :
v Gaya
– gaya pemimpin yang bercorak “ Manusia Robot “ artinya pemimpin yang ingin
menang dan semua ingin agar kelompoknya memegang tampuk kekuasaan, dengan
segala taktik kotor ( intrique ) sehingga tidak terpikirkan secuilpun dibenak
mereka bagaimana menciptakan masyarakat yang damai, adil, aman, makmur dan
sejahtera serta demokratis.
v Pemimpin
memiliki satu penampakan tamak kuasa ( gila kuasa ) akibatnya pemimpin terlalu
mudah mengumbar nafsu, serta akhirnya menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuan walaupun mengakibatkan kerugian dan tidak efisiennya penggunaan anggaran
daerah. Ketika pemimpin terlalu berpikir bagaimana harus mempertahankan
kekuasaan tentu rakyat dilihat semu, sementara pemimpin bermakna karena ada
rakyat.
v Banyaknya
Parpol di Indonesia tidak menjamin akan
menyelesaikan sebuah permasalahannya, malah justru menambah yang harus
diselesaikan, Parpol sebenarnya alat untuk mensejahterakan golongan, lupa akan
kepentingan masyarakat banyak, Prpol bukannya memberantas korupsi tetapi malah
melahirkan para koruptor.
v Setelah
14 tahun reformasi tak lantas mampu membawa perubahan mendasar sesuai cita –
cita reformasi 1998. Sebaliknya kehidupan berbangsa dan bernegara semakin
terpuruk karena wajah politik Indonesia tak bermoral.
v Permainan
politik uang dilakukan oleh banyak pihak agar lolos dalam seleksi sebagai caleg
atau berbagai praktek tidak sehat dalam pencalonan DPD. Masyarakat publik pun
semakin kehilangan kepercayaan tarhadap wakil – wakil mereka yang cendrung
lebih mementingkan dirinya sendiri melalui berbagai tindakan tidak terpuji.
Orang semakin ragu bahwa praktek politik dan kekuasaan bisa dicerahi moral
sehingga menjadi lebih sehat dan bersih
2.
3 Faktor – faktor Politik Tak Bermoral
Faktor – faktor
yang mempengaruhi adanya praktek politik yang tidak bermoral adalah :
v Politik
Indonesia tidak bermoral, karena dijalankan dengan sistem dan konsep yang tidak
baik.
v Politik
cendrung dijadikan mata pencarian , tidak sekedar untuk mengabdi kepada rakyat.
v Para
politisi dan penyelenggara negara saat ini dalam merefleksikan politik praktis,
lebih banyak dipengaruhi nilai – nilai buruk daripada nilai – nilai luhur
masyarakat bangsa.
v Perilaku
para politisi dan penyelenggara di negeri ini, bukan lagi sebagai proses
pencapaian kebajikan bersama, tetapi lebih pada perjuangan merebut kekuasaan
untuk berkuasa. Mereka tidak lagi mempertimbangkan nilai moral dalam
menjalankan perpolitikan dan kekuasaan.
v Moral
dan politik berada pada dua kutub yang berbeda, ibarat terpisahnya air dengan
minyak sulit untuk bisa disatukan. Etika lebih mengedepankan nilai moral atau
spiritual agama dalam merefleksikan, sedangkan politik bisa menghalalkan segala
cara untuk mencapai tujuan.
2.
4 Solusi Untuk Menghilangkan Praktek Politik Tak Bermoral
Solusi
– solusi yang dapat menghilangkan praktek politik tak bermoral adalah sebagai
berikut :
v Setiap
pemimpin partai politik harus dapat mempunyai azas atau ciri, aspirasi, dan
program tersendiri tidak bertentangan dengan nilai pancasila sehingga akan
tercipta kehidupan politiok yang bermoral di negara Indonesia ini.
v Lembaga
perwakilan rakyat menampung aspirasi atau keinginan masyarakat kemudian aspirasi itu disalurkan
melalui lembaga perwakilan rakyat, disampaikan kepada pemerintah untuk
ditindaklanjuti.
v Untuk
menciptakan kehidupan politik yang bermoral tentu harus dimulai dari
pemimpinnya. Pemimpin yang bersikap tepat secara moral, bertindak dengan cerdas
dan tidak mementingkan diri sendiri, jujur dan bertindak dengan pengendalian
diri.
v Saling
berpartisipasi dan menjalankan kehidupan politik yang berlandaskan pancasila,
UUD 1945.
v Visi
politik yang bermoral dan beretika.
Negara
memerlukan visi politik baru yang penuh dengan etika dan nilai – nilai moral agama.
Tanpa visi politik baru yang lebih
mengedepankan etika dan nilai – nilai moral agama dalam menyelenggarakan
pemerintahan, negara ini sudah diambang kehancuran karena korupsi sudah merasuk
kedalam seluruh sendi kehidupan.
BAB
III
PENUTUP
3.
1 Kesimpulan
Menjadi seorang
pemimpin atau ketua umum partai politik harus berlandaskan kepada nilai – nilai
pancasila, UUD 1945, dan bertindak terhormat menciptakan kehidupan berpolitik
yang bermoral harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengamalkan nilai – nilai
pancasila dan UUD 1945, mengedepankan etika dan nilai – nilai moral agama dalam
menyelenggarakan pemerintahan, menunjukan partisipasi dalam setiap kegiatan
politik, memperjuangkan aspirasi rakyat, menanamkan solidaritas dan tanggungjawab
terhadap para anggotanya maupun anggota lain.
3.
2 Saran
Penulis
mengharapkan agar pembaca memahami tentang berpolitik yang bermoral.
DAFTAR
PUSTAKA
Nggoro, Adrianus M, 2009. Pendidikan Pancasila.
Ruteng : Nera Pustaka.
Syamsudin, Din, 2012. Politik Indonesia Tak
Bermoral. Padang : PT. Dirgantara.